Ketika seseorang berlibur ke Kota Semarang, Kelenteng Sam Po Kong pasti masuk ke daftar rekomendasi tempat yang wajib dikunjungi. Hal ini dikarenakan Sam Po Kong merupakan kelenteng tertua di Kota Semarang.
Kelenteng ini juga menandai jejak terawal laksamana Cheng Ho di Pulau Jawa, sebelum beranjak ke kota lain. Selain itu bangunan kelenteng ini sangat cantik. Berikut informasi mengenai kelenteng tersebut, sebelum mendatanginya ketika berlibur.
Sejarah Kelenteng Sam Po Kong
Sejarah Kelenteng Sam Po Kong melibatkan proses akulturasi budaya Cina, Jawa, dan Islam. Konon, pada tahun 1406 M, Laksamana Cheng Ho beserta pasukannya mendaratkan kapalnya di Pantai Simongan, Semarang.
Hal tersebut dilakukan karena salah satu nahkoda kapal, Wang Jing Hong, mengalami sakit keras. Cheng Ho membangun goa batu untuk pasukannya beristirahat, dan tempat Wang Jing Hong menyembuhkan diri.
Sementara Nahkoda Wang menyembuhkan diri, Cheng Ho melanjutkan perjalanan bersama setengah rombongan ke arah timur. Setelah sembuh, Nahkoda Wang dan setengah rombongan yang tinggal akhirnya berakulturasi dengan masyarakat setempat.
Berkat kedatangan pasukan tersebut, masyarakat sekitar bertambah maju. Perdagangan dan pertanian semakin progresif dan menjadi pilar ekonomi masyarakat setempat.
Nahkoda Wang sangat menghormati Cheng Ho sebagai seniornya yang telah mengizinkannya beristirahat hingga sembuh. Sehingga Wang akhirnya membangun patung Cheng Ho di gua yang Cheng Ho buka untuk Wang.
Pada posisi patung Cheng Ho tersebut kemudian dibangun Kelenteng Sam Po Kong. Sam Po Kong atau San Bao Dong dalam dialek Hokkian memiliki arti goa San Bao. San Bao adalah nama lahir Laksamana Cheng Ho.
Fasilitas Kelenteng Sam Po Kong
Bangunan dengan arsitektur khas bangunan China ini memiliki banyak fasilitas di dalamnya. Di bangunan utama terdapat ruang atau tempat pemujaan Sam Po Kong dan Dewa Bumi.
Selanjutnya juga ada gua batu yang pertama kali dibangun oleh Cheng Ho. Walaupun gua yang asli sudah runtuh, namun masyarakat membangunnya kembali di lokasi yang sedikit berbeda. Namun terlihat dan berarti sama.
Di luar bangunan utama, terdapat makam Nahkoda Wang. Konon Nahkoda Wang tutup usia di usia 87 tahun, dan disemayamkan di sebelah patung Cheng Ho. Masyarakat menyebutkan makam Kyai Juru Mudi karena Wang adalah juru mudi Cheng Ho.
Di halaman Kelenteng Sam Po Kong juga ada Makam Kyai Djangkar. Makam ini merupakan titik jatuhnya jangkar kapal Cheng Ho ketika tiba di pulau tersebut.
Selain itu, bagi pengunjung yang suka berfoto, hampir semua titik di kelenteng ini instagrammable. Sehingga siapapun yang berfoto akan merasa mudah karena pemandangan dan arsitektur bangunan sangat bagus.
Selain hal-hal tersebut dan bangunannya yang estetis khas bangunan China, di kelenteng ini juga selalu ada perayaan tiap hari besar. Semua orang boleh hadir untuk menyaksikan barongsai yang hampir selalu ada di setiap perayaan.
Saat Imlek, kelenteng bahkan menyediakan makan lontong cap go meh gratis bagi semua orang yang berkunjung ke kelenteng hari itu. Ketika Imlek juga biasanya ada pertunjukan wayang khas China.
Selain seni China, kelenteng ini juga menggelar pertunjukan Jawa, seperti Reog Ponorogo dan Tari Jathilan. Akan ada juga pertunjukan seni kolaborasi Tionghoa dan Jawa.
Di samping perayaan hari besar China pada umumnya, di kelenteng ini juga terdapat perayaan khusus. Yaitu tradisi tahunan peringatan mendaratnya Laksamana Cheng Ho di Pantai Simongan, Semarang.
Perayaan ini diawali dengan upacara agama. Kemudian dilanjut iring-iringan dan arak-arakan patung Sam Po Kong ke Gedung Batu. Kemudian patung replika akan ramai-ramai diletakkan di sebelah patung Sam Po Kong yang asli.
Harga Tiket Masuk Kelenteng Sam Po Kong
Sebagai objek wisata, Kelenteng Sam Po Kong tentu memiliki HTM atau harga tiket masuk. Namun tidak perlu terlalu khawatir karena harga yang dipatok tidak tinggi atau menyusahkan pengunjung. Adapun kelenteng ini beroperasi mulai pukul 9 pagi hingga 8 malam.
Harga tiket masuk bagi pengunjung dewasa di weekdays adalah Rp10.000,00 dan di weekend Rp15.000,00. Untuk anak-anak, biaya masuknya sebesar Rp5.000,00 di weekdays dan Rp10.000,00 di weekend.
Ada pula tiket terusan dan paket yang disediakan di kelenteng ini. Tiket tersebut memang lebih mahal namun memberikan pengalaman yang lebih seru, seperti mencoba kostum cina, tambahan souvenir, dan lain-lain.
Demikian informasi menarik mengenai Kelenteng Sam Po Kong, kelenteng tertua di Kota Semarang. Kelenteng ini memiliki napak tilas sejarah yang lama dan legendaris apabila ditelisik.
Terutama terkait Cheng Ho, dimana Cheng Ho adalah salah satu pembawa Islam terbesar masuk ke Indonesia. Hal ini tentu sangat menarik bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar Islam.
Selain itu arsitektur China khas yang dimiliki kelenteng ini juga menjadi daya tarik tersendiri. Cat merahnya yang mencolok dan paduan tambahan detail emas, membuat kelenteng ini sayang dilewatkan oleh wisatawan dari luar maupun dalam kota.